Mengenali diksi, lalu memilihnya.
Menggambarkanmu, kamus besar-pun tak akan mampu.
Kata-kata indah memang mematikan resah.
Namun kalimat gamang, obat bagimu yang malang.
Mengenali diri, lalu mengarahkannya.
Mencintaimu, siapapun tak ada yang sehebat aku.
Liuk tubuh indah meluluhkan gelisah.
Namun aku yang tak cemerlang, selalu berusaha menjadi
terang.
Mengenali mimpi, lalu mengejarnya.
Menujumu, siapapun tak ada yang segigih aku.
Banyak yang mampu bertahan dikala badai.
Namun memastikanmu tenang, aku mampu menjadi pawang.
Sayangnya,
Aku hanya mengenalimu, tetapi lalu yang memilikinya.
Tabalong, 1 juni 2020.
(day #1 field break di site saja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar