Kian larut sang petang kian terpuruk
Ia mendendam pada terik yang mengutuk
Lalu tumpah segala amuk dalam remuk
Peluk, kikuk, kutuk sedang meliuk
Kian basah kian sukar membaca celah
Ingin aku teriak berhenti tetapi aku resah
Doa-doa terus kutawar agar lenyap gelisah
Tetapi alam pikir terus enggan menyerah
Siapalah aku, yang dibenci oleh pelupukmu
Katamu, aku bukan ragu yang layak ditunggu
Lalu mengapa aku kau rayu?
Menerjang hujan lalu berdiri kokoh di depanku
Ini sudah larut, tidakkah kau lelah berkusut?
Aku tidak perlu rebut, tapi cobalah kau lawan karut
Dekapku akan sulit berembuk
Jika bundahmu terus memegang tampuk
Tabalong, 2 Juni 2020.
(day #2 field break di site saja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar