Waktu terbaik merancang perjalanan sepanjang tahun memanglah pada kuartal pertama. Januari, Februari, Maret, berlalu sudah. Buku catatan penuh dengan agenda yang indah-indah.
Setelah 16 minggu bekerja di awal tahun, memang paling tepat berlibur setelahnya. Melihat pantai, pegunungan, air terjun, atau menyegarkan mata mengunjungi gemerlap kota rasanya tidak berlebihan. Atau jika perjalanan itu tidak memungkinkan, berangan-angan pulang dan menghabiskan waktu mengunjungi ibu juga rasanya cukup. Rumah yang hangat, masakan sederhana namun terasa nikmat, bincang yang khidmat, semua jadi pelepas penat paling mujarab.
Rencana tinggalah rencana. Tahun yang digadang-gadang akan indah ini tiba-tiba memberi sinyal berbeda. April hampir selesai, 16 minggu segera berlalu. Tetapi tanda-tanda bisa melepas jemu dan menemukan peluk ibu seolah menjadi semu. April tidak berbaik hati. Mei hingga juni tak kunjung pula memberi kabar baik. Hingga akhirnya kuputuskan rantai ketidakpastian itu dengan menghabiskan cuti lokal 14 hari di bulan juni dalam bilik kecil ini.
Aku gemar menulis, merangkai diksi menjadi puisi disanalah kubiarkan rinduku tinggal. Ada nama ibu hingga kekasihku. Tak apa disini saja, meringkuk di balik dinding-dinding dingin yang memantulkan suara dari layar ponselku. Membiarkan gema tawa hingga tanya kalian kapan aku pulang menguasai isi ruangan. Aku sedang merasa dirindukan. Menghargai temu sebelum rindu, menghargai dekat sebelum sekat, menghargai waktu sebelum berlalu, menghargai bincang sebelum renggang datang.
Selama 14 hari pada bulan juni dalam bilik kecil ini aku mendapati kita saling berlomba, berlomba menjadi yang paling rindu. Yang antipati menjadi empati, yang paling acuh menjadi sensitif, yang cuek pun mendadak peka. Ibuku yang selalu berkata “Nggak usah pulang, kalau nggak bawa pasangan.” Mendadak jadi lupa dengan kalimat itu. Kalimat yang seperti sarapan pagi hampir setiap hari. Ibuku akhir-akhir ini jadi lebih perhatian, karena sadar anak perempuannya sudah lama tidak pulang.
LM June 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar