Sekalipun, tak pernah terbersit dalam pikiran akan mencintai seseorang dengan serius, totalitas, tanpa cela, tanpa tapi. Seringkali keinginan itu justru muncul setelah sudah berpisah, setelah sudah menjadi penyesalan, setelah sudah tidak mungkin dilakukan. Karena hingga saat ini, aku selalu melibatkan logika dan ego di atas segalanya. Harus punya ruang "tidak apa-apa" jika berpisah, harus tak ada rugi jika berpisah, harus tetap berdiri dengan kepala tegak jika berpisah, semua hubungan dijalani dengan pertimbangan jika berpisah, padahal hubungan itu pun mungkin baru dimulai. Naasnya, aku selalu punya pemikiran, suatu saat pasti putus. Aku selalu ragu.
Sekarang, semua terasa berbeda. Aku merasakan ada esok cerah di ujung hari. Anehnya, ya tetap bersamamu. Kutinggalkan akal, kuabaikan nalar, logika apalagi ego terkubur hilang entah kemana. Kutunjukkan bagaimana aku teramat sangat sungguh-sungguh, kucatat apa yang kau suka dan tidak, kutoleransi segala kekurangan yang akhirnya terlihat malah lucu itu, ingin kupastikan bahwa perasaan ini bertengger lama dan tiada batas.
Seperti jatuh cinta pertama kali, aku ingin merayakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar